Kekuatan Baru Aksi Massa
Saking susahnya mencari pekerjaan dengan pendapatan tetap per bulan di Indonesia, jadi mitra (driver/pengemudi) transportasi online pun menjadi banyak pilihan masyarakat kita. Mitra-mitra inilah yang dimaksud pada judul tulisan sebagai kekuatan baru Aksi Massa.
SIKAP
Aang Sirojul Munir
9/1/20253 min read
Menyampaikan protes dengan istilah apapun, sah di mata hukum. Ada pun menyampaikan ketidaksukaan terhadap cara penyampaian protes pun dilindungi oleh hukum. Protes besar di ruang publik, di Indonesia sering kali disebut sebagai demo atau kata lengkapnya demonstrasi.
Indonesia merupakan negara yang diyakini banyak penduduknya sebagai negara demokrasi, protes melalui demonstrasi bukan hal yang sulit ditemui pada catatan tiap rezim yang memimpin Indonesia. Sukarno pernah didemo, bahkan sampai terguling, Soeharto juga pada fase akhir kepemimpinannya juga didemo, bahkan demonstrasi menggulingkan Soeharto kadang dipuja bak berhala. Habibie yang seperti anak baik-baik kalau tidak mau dikatakan culun pun tidak luput dari demo, Gus Dur demikian, Megawati demikian, SBY lebih kacau dari masa Gus Dur dan Megawati, Jokowi membalas demonstrasi dengan kasar.
Tiap demonstrasi, di tiap rezim selalu merupakan kumpulan massa dari berbagai elemen masyarakat. Elemen masyarakat paling terkenal adalah kelompok mahasiswa dan kelompok buruh (kebanyakan buruh pabrik karena buruh perkantoran banyaknya tidak merasa buruh), sisanya masyarakat yang tergabung dalam berbagai ceruk massa yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan bangsa, masalah yang menjepit masyarakat sebagai pemilik tunggal Republik ini.
Satu setengah dekade ini dunia memasuki goncangan yang besar karena kemajuan teknologi yang begitu pesat. Salah satu entitas yang lahir dari goncangan itu adalah aplikasi-aplikasi transportasi berbasis online. Perusahaan-perusahaan transportasi online rata-rata memilih skema mirip yaitu skema kemitraan dengan para driver transportasi. Saking susahnya mencari pekerjaan dengan pendapatan tetap per bulan di Indonesia, jadi mitra (driver/pengemudi) transportasi online pun menjadi banyak pilihan masyarakat kita. Mitra-mitra inilah yang dimaksud pada judul tulisan sebagai kekuatan baru Aksi Massa.
Bukan tanpa sebab mereka akhirnya terbentuk menjadi demikian. Kehidupan yang tidak jelas di jalanan menyebabkan mereka banyak membentuk simpul-simpul paguyuban. Paguyuban itu digunakan kadang hanya untuk sekedar untuk menemani menyeruput kopi di kala orderan sepi, sekedar beradu nasib terkait beban hidup yang mulai pedih namun masih bisa ditertawakan, sekedar saling menolong di saat rekan sesama driver mengalami kesulitan, bahkan beberapa paguyuban menjelma menjadi penolong bagi siapa saja yang mengalami musibah saat di jalan seperti menolong orang yang mengalami laka lantas.
Simpul-simpul itu tidak jarang bersatu membentuk ikatan yang lebih besar saat penderitaan kolektif terasa disebabkan oleh masalah yang sama. Masalah yang sering mereka alami adalah ketidakadilan pembagian hasil dari penyedia aplikasi misalnya. Akibat ketidakadilan itu terhitung sejak model bisnis ini ada, beberapa kali kelompok besar driver transportasi online melakukan protes atau demonstrasi yang ditujukan pada penyedia aplikasi dan beberapa pihak terkait termasuk negara.
Beberapa kali aksi protes itu membentuk mentalitas mereka yang siapa melakukan protes dan demonstrasi. Jangan salah, demonstrasi seperti hal sederhana, namun membutuhkan mental yang benar-benar siap jika memang ingin ikut dalam barisan massa yang menyampaikan protes.
Sebagai kekuatan baru dalam massa aksi, kelompok driver transportasi online ini patut diperhitungkan. Hal itu dikarenakan tingkat solidaritas mereka tinggi, rataan pendapatan yang sama-sama susah rata, dan kebanyakan dari kelompok ekonomi sulit.
Keberadaan merekan kini mampu menambal loyonya kekuatan massa yang lain. Kelompok mahasiswa kini banyak yang menenggak racun iming-iming, omong-omong, angan-angan sehingga jadi lemah. Kelompok mahasiswa yang dulu ganas seperti kelompok organisasi ekstra kampus kini sering kalah sigap dengan organisasi mahasiswa yang bahkan tidak memiliki materi ideologi dalam menu materi kepemimpinannya. Tentu untuk membahas kelompok ini butuh kajian yang lebih serius, namun realitanya saat ini kelompok mahasiswa yang organik bahkan person per person yang sering lebih giat menyerukan kegelisahan tentang kemelaratan dibanding kelompok-kelompok mahasiswa yang tiap bulan mengadakan kaderisasi.
Kelompok buruh pun demikian. Para petingginya kini bak pejabat, beberapa disembah seperti berhala, beberapa mengerahkan massa ketikan berebut jabatan yang hanya menguntungkan para petinggi. Semoga kelompok driver transportasi online tidak berakhir demikian karena kelompok ini berpotensi berakhir seperti kelompok buruh.
Pun kondisinya demikian, saat terjadi penindasan terhadap masyarakat, bagaimana pun kondisi tiap kelompok, tiap kelompok itu masih sangat dibutuhkan untuk memberi sinyal pada penindas bahwa kondisi masyarakat sedang terjepit, kondisinya sekarat, butuh segera diobati. Karena kepentingannya untuk memberi sinyal maka tidak penting niat asli tiap kelompok atau tiap orang yang ikut protes atau demonstrasi. Yang paling penting sinyal-sinyal kegentingan itu ditangkap oleh penindas bahwa yang ditindas sedang melawan balik. Dengan demikian adanya kekuatan baru ini patutnya disambut dengan meriah dan selalu didoakan agar tidak mudah bahkan jangan sampai gampang dilemahkan dengan cara apapun, apalagi jika dengan cara iming-iming, omong-omong dan angan-angan.
Tunas Ohara
Tumbuh Membaca, Menyemai Peradaban
Kontak
© 2025. Hak Cipta dilindungi Tuhan yang Maha Esa

